Liputan6.com, Jakarta – PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk (ZYRX) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2022. Pada periode tersebut, perseroan berhasil mengantongi laba Rp Rp 8,11 miliar. Raihan itu naik 134,47 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,46 miliar.
Laba bersih pada semester I 2022 sejalan dengan penjualan perseroan yang naik 30,56 persen menjadi Rp 107,92 miliar dari Rp 82,66 miliar pada semester I 2021. Mengutip laporan keuangan perseroan, Selasa (20/9/2022), penjualan itu berasal dari segmen perangkat komputasi portable senilai Rp 60,84 miliar, produk IT Rp 46,87 miliar dan lainnya Rp 214,5 juta.
Bersamaan dengan itu, beban pokok penjualan naik menjadi Rp 86,72 miliar dari Rp 65,18 miliar pada semester I 2021. Meski begitu, perseroan masih mampu membukukan pertumbuhan pada laba kotor sebesar 21,33 persen, menjadi Rp 21,21 miliar dari Rp 17.48 miliar pada semester I 2021.
Pada periode ini, perseroan mencatatkan beban penjualan dan pemasaran sebesar Rp 3,06 miliar, beban umum dan administrasi Rp 7,76 miliar, pendapatan lainnya Rp 3,53 miliar, dan beban lainnya Rp 67,42 juta. Dari rincian ini, perseroan berhasil mengukuhkan laba operasi sebesar Rp 13,85 miliar, naik 85,06 persen dibanding semester I 2021 sebesar Rp 7,49 miliar.
Perseroan juga mencatatkan pendapatan keuangan sebesar Rp 12,755 juta dan beban keuangan Rp 3,1 miliar. Setelah dikurangi pajak, perseroan berhasil mengukuhkan laba periode berjalan sebesar Rp 8,11 miliar. Naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,46 miliar.
Aset Zyrexindo Mandiri Buana sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar Rp 395,57 miliar, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 277,57 miliar. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 324,43 miliar dan aset tidak lancar Rp 71,14 miliar.
Liabilitas sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar Rp 197,65 miliar, naik dari Rp 77,55 miliar per akhir tahun lalu. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 180,6 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp 17,05 miliar. Sementara ekuitas hingga Juni 2020 turun menjadi Rp 197,92 miliar dari Rp 200,02 miliar pada Desember 2021.
source:liputan6.com