Zyrex Produksi Laptop Buatan Dalam Negeri untuk Dukung Kebijakan Digitalisasi Pendidikan

JAKARTA, investor.id — PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk (Zyrex), Perusahaan Teknologi Indonesia, menyambut baik kesempatan untuk mendukung upaya pemerintah menjalankan kebijakan Digitalisasi Pendidikan melalui produksi laptop dalam negeri.

“Pemerintah Pusat sudah menganggarkan Rp 1,3 triliun untuk pengadaan awal laptop sebanyak 190 ribu laptop untuk dikirim ke seluruh Indonesia. Selain itu, melalui dana alokasi khusus pendidikan di tingkat provinsi, kabupaten dan kota akan ada pengadaan 240 ribu laptop,” kata Direktur Utama Zyrex, Timothy Siddik melalui virtual conference, Senin, (26/7).

Tymothy mengungkapkan, Zyrex telah menerima pesanan 165.000 unit laptop senilai Rp 700 Miliar dan siap untuk memenuhi kebutuhan laptop dalam negeri senilai Rp 17 Triliun sampai tahun 2024.

Saat ini, kata dia, Zyrex baru saja menambahkan 4 lini produksi perakitan dan hingga kini berjumlah sebanyak 8 lini produksi, sehingga mempunyai kapasitas produksi melebihi 430.000 laptop atas kebutuhan peralatan TIK 2021 di Kemendikbud-ristek pusat dan yang melalui DAK pendidikan.

Dengan demikian, Zyrex siap memproduksi Laptop sesuai rencana pengadaan produk TIK untuk PAUD, SD, SMP, SMA, SLB dan SMK per tahun 2021-2024 yang mencapai minimal 1,3 juta Laptop senilai Rp 17 Triliun, belum termasuk yang dialokasikan via DAK Provinsi, Kabupaten dan Kota. “Di DAK ada 240 ribu unit laptop,” tambah Tymothy.

Timothy menambahkan, dengan adanya kebijakan ini diharapkan angka kepemilikan laptop dan komputer di Indonesia naik. Selama ini, kata dia, angka kepemilikan itu terbilang kecil untuk jumlah penduduk sebanyak 280 juta jiwa.

“Angka kepemilikan hanya 10%, padahal pada negara maju kepemilikan itu mencapai 70%,” ungkap Tymothy.

Saat ini, lanjut dia, tingkat kepemilikan laptop atau komputer baru 10% dari seluruh penduduk Indonesia, sehingga potensi pasar yang ada masih sangat besar. Timothy mengatakan meski banyak produk asing yang masuk, pasar di daerah terutama pelosok masih belum terjangkau karena daya beli yang berbeda.

“Zyrex yang harus memperhatikan pangsa pasar tersebut. Kami sudah me-launching program satu siswa satu laptop dan harga kami harus di bawah Rp 4 juta yang sudah ada operating sistem resi, dan software yang dipakai. Merek impor tidak akan memperhatikan area ini, karena daya belinya tidak sebanyak itu dan kami yang berani,” tutur Timothy.

Untuk spesifikasi laptop merah putih yang diinisiasi pemerintah menurutnya masih belum ada gambaran. Meski demikian, Timothy mengungkapkan dibutuhkan laptop dengan spesifikasi sesuai dengan kebutuhan para murid sehingga tidak kelebihan atau kekurangan. Dia menilai, selama pengalaman Zyrex dalam pengadaan laptop, sering kali over spesifikasi sehingga membuat beban biaya mahal dan tidak sesuai dengan peruntukannya.

“Pada perusahaan yang bekerja sama dengan kami, kami menawarkan spesifikasi yang cocok dari sisi kebutuhan dan biaya. Begitu juga dengan laptop merah putih kami akan bersama mendesain spesifikasi yang cocok dipakai oleh siswa/siswi Indonesia, jangan over atau under spesifikasi. Kalau buat pembelajaran 3 tahun dan internet yang kuat, maka kita akan merancang spesifikasinya sama-sama sehingga bisa mencapai nilai yang terbaik,” jelas Tymothy.

Sumber : investor.id

Scroll to Top
Kirim Pesan
Terima kasih telah mendukung produk dalam negeri, silahkan chat kembali untuk info lebih lanjut