Bisnis.com, JAKARTA –
Tahun Macan Air sudah nyaris berakhir dan PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk. (ZYRX) ogah buang-buang waktu. Pada hari ini, Senin (10/10/2022), produsen perangkat laptop dengan merek Zyrex itu mengumumkan kesepakatan fasilitas pinjaman senilai Rp350 miliar dengan dua bank besar, BTPN dan Mandiri. Dalam keterbukaan informasi kepada pemegang saham, manajemen ZYRX menjelaskan bahwa dana dari kedua bank akan digunakan untuk pembelian bahan baku dan modal kerja. “Penandatanganan perjanjian kredit dan pemberian jaminan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” papar Sekretaris Perusahaan ZYRX Evan Jordan dalam keterangan kepada otoritas bursa. Tidak dijelaskan lebih lanjut detail alokasi pembelian bahan baku dan modal kerja dimaksud. Yang jelas, ZYRX memang sedang butuh amunisi besar untuk memastikan perjanjian produksi laptopnya dengan pemerintah berjalan lancar.
Sebagai pengingat, pada akhir Juli lalu ZYRX sukses menyegel penandatanganan kontrak payung dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) terkait konsolidasi pengadaan laptop dalam negeri. Dalam proyek pengadaan senilai Rp6,3 triliun tersebut, ZYRX diberi mandat untuk membantu pasokan laptop buat berbagai kementerian dan lembaga pada tahun ini dengan nilai Rp900 miliar. “Zyrex sangat siap untuk memenuhi kebutuhan laptop di seluruh kementerian, lembaga, pemerintah daerah di seluruh Indonesia,” ujar Direktur Utama ZYRX Timothy Siddik. Timothy menambahkan bahwa perseroan terpilih karena telah memenuhi syarat kualifikasi teknis dan harga yang disyaratkan LKPP. Untuk memenuhi produksi yang diekspektasikan pemerintah, ZYRX berencana memasok dua tipe laptop. Tipe pertama adalah Zyrex Chromebook M432 yang akan diperuntukkan sebagai infrastruktur peralatan TIK pemerintah. Kemudian tipe kedua adalah Zyrez Cruiser 20 i5k, yang bakal diperuntukkan kebutuhan administrasi perkantoran.
TANTANGAN LANJUTKAN TREN
Bagi Zyrex, kelancaran proyek tersebut agaknya bakal menjadi hal krusial. Ini guna memastikan tren kesuksesan mereka memompa kinerja di paruh kedua tahun kembali berlanjut. Sebagai ilustrasi, pada tahun 2021 ZYRX, mampu membukukan penjualan bersih Rp650,83 miliar. Namun, dari jumlah tersebut, sekitar Rp568,17 miliar atau 87,3 persen di antaranya dibukukan pada semester II/2021. Dari Rp69,75 miliar laba yang mereka raup tahun lalu, Rp66,29 miliar atau 95 persen di antaranya juga baru dibukukan pada paruh kedua tahun. Sementara itu, pada paruh pertama tahun ini, ZYRX melaporkan penjualan bersih Rp107,92 miliar. Angka ini memang menggambarkan pertumbuhan pesat, sekitar 30 persen dibandingkan capaian penjualan bersih Rp82,66 miliar pada semester I/2021. Namun, bila dikorelasikan penjualan bersih sepanjang tahun lalu, capaian separuh jalan tahun ini baru setara 16,58 persen.
Laba Zyrex pada semester I/2022 sebenarnya juga sudah mencapai Rp8,11 miliar, atau tumbuh 100 persen lebih dibandingkan realisasi Rp3,46 miliar secara year-on-year (yoy). Namun, sebagaimana proporsi penjualannya, nilai laba tersebut baru setara 11,63 persen bila dibandingkan bottom line perusahaan pada pengujung 2021.
Menariknya, bila dipetakan, performa pertumbuhan ZYRX pada paruh pertama tahun ini lebih banyak dipacu oleh kinerja pada segmen produk IT non-laptop. Sepanjang semester I/2022, penjualan kategori tersebut yang menyentuh Rp46,86 miliar menggambarkan peningkatan 126 persen dibandingkan rapor Rp20,67 miliar yoy. Di saat yang sama, segmen laptop yang jadi tulang punggung dan penopang utama justru belum tampak tumbuh eksponensial tahun ini. Sepanjang Januari-Juni, segmen ini melaporkan penjualan bersih Rp60,84 miliar. Angka ini memang besar, namun hanya mencerminkan penguatan 3,4 persen dari perolehan Rp58,83 miliar yoy. Pertumbuhan yang belum tampak signifikan itu agaknya patut disayangkan bila melihat margin segmen laptop yang sebenarnya mengalami penguatan menonjol. Margin hasil segmen pada kategori ini di semester I/2022 mencapai 21,15 persen.
Angka yang lebih besar bila dibandingkan margin hasil segmen laptop pada semester I/2021 yang mentok di level 18,54 persen. Penguatan margin tersebut bahkan lebih tebal bila dibandingkan margin pada produk IT. Pada semester I/2022, segmen produk IT non-laptop hanya memiliki margin hasil segmen 17,11 persen, lebih kecil dari rapor 29,89 persen pada semester I/2021. Patut digarisbawahi bahwa di awal tahun, manajemen ZYRX telah mencanangkan bahwa target penjualan tahun ini adalah Rp800 miliar.
Selain potensi permintaan besar dari proyek pemerintah, manajemen optimistis sejumlah kolaborasi dengan pemain global, termasuk kerja sama dengan original design manufacturer (ODM) Pegatron bisa mengerek penjualan. Pada akhirnya, performa segmen laptop di sisa tahun ini akan menjadi pertaruhan besar yang perlu dimenangkan ZYRX guna menjaga reputasinya sebagai produsen dalam negeri. Dengan potensi margin yang terbukti menguat di paruh tahun, ditambah katalis proyek pemerintah dan kucuran dana pinjaman dari bank besar, patut dinanti sejauh mana rapor emiten tersebut akan bertumbuh sampai akhir tahun.
source:bisnis.com