Bersyukur Dapat Order Rp 700 Miliar, Zyrex Siap Penuhi Laptop Sekolahan

JAKARTA, LINDO – PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk (ZYRX), produsen laptop merek Zyrex mendapatkan order dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebanyak 165.000 unit.   

Presiden Direktur (Presdir) PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk, Timothy Siddik mengatakan, pihaknya mendapatkan order senilai Rp 700 miliar. Dengan menambah line perakitan, dari empat line menjadi delapan line. Sehingga kapasitasnya sekarang sebanyak 430.000 unit.

“Tahun ini, pemerintah pusat sudah menyiapkan dana senilai Rp 1,3 triliun untuk pengadaan 190.000 unit laptop. Sedangkan untuk pengadaan di tingkat provinsi, kabupaten dan kota sekitar 240.000 unit,” ungkap Timothy Siddik dalam konferensi pers Zyrek secara virtual, Senin (26/7/21).

Zyrex lanjutnya, juga siap memenuhi kebutuhan laptop di tingkat pemerintah daerah. Sekarang di Pemda harus memakai laptop dengan TKDN 40%, dan Zyy sudah 40%.

Adapun kata Timothy, harga laptop untuk segmen pendidikan sekitar Rp 4 juta ke bawah. Dia menjelaskan, sejauh ini dari 3 juta unit penjualan laptop di Indonesia, produsen lokal hanya di bawah 5%. Sehingga masih banyak peluang yang bisa diambil untuk produsen lokal. 

Apalagi menurutnya,, saat ini pemain asing tidak masuk ke segmen pendidikan di pusat dan daerah. “Mereka melihat itu terlalu rendah segmentasinya,” ungkapnya.

Untuk itu tambahnya, Zyrek memang masuk ke segmentasi pendidikan dimana ada sekitar 45 juta siswa yang belum memiliki laptop. “Soal spek tentu saja kita harus diskusi, jangan sampai memakai spek terlalu tinggi, padahal penggunaannya hanya untuk internet cepat dan mengetik,” paparnya.

Timothy menjelaskan, saat ini Zyrex bukan saja berbisnis laptop, melainkan membangun ekosistem bisnis lainnya di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). 

Saat ini lini bisnis Zyrex adalah komputer, laptop, tablet dan server. Turunan dari bisnis itu adalah interactive kiosk and smart whiteboard, smart home, smart office, dan internet of things (IoT). “Kalau IoT tahun depan kami masuk. Nanti segmennya perumahan, perkantoran dan pabrik,” terang Timothy.

Ia menambahkan, saat ini hasil dana initial public offering (IPO) sudah habis untuk kebutuhan belanja modal, pelunasan utang dan lainnya. Zyrex mendapatkan dana sekitar Rp 83 miliar dari IPO pada Maret 2021.

Menurut Timothy, saat ini penerimaan pasar atas saham Zyrex cukup antusias, terbukti dari beberapa kali harga sahamnya naik. Tentu saja terdorong dari pengadaan laptop untuk pendidikan. “Kami bersyukur terhadap pemerintah sekarang yang sudah mendukung produk dalam negeri,” ucapnya. 

Semua merek asing laptop ada di Indonesia. Mereka melihat potensi Indonesia yang sangat besar dengan jumlah penduduk hingga 270 juta. Padahal penetrasi dari penggunaan laptop atau komputer di Indonesia tidak sampai 10%. “Kalau negara maju itu sudah 70% lebih. Jadi bisa dilihat negara itu maju atau tidak dilihat dari indeks TIK, kita masih minim sekali,” ujarnya.

Timothy menyatakan, pihaknya siap bersaing dengan pemain asing meskipun memang semestinya pemerintah memberikan proteksi. “Saya sejak 25 tahun sudah mengatakan, saat ini kita dibanjiri produk impor. Mereka hanya melakukan perdagangan tanpa melakukan investasi jangan panjang,” kata Timothy.

Menurutnya, pemerintah harus membuat roadmap industri TIK, sebab pasar di Indonesia sangat besar dan memiliki daya tarik yang luar biasa. 

Sebagai produsen lokal di Indonesia, Zyrex bukan saja berjualan tetapi juga ingin menumbuhkan tanggung jawab moral merek Indonesia, menjadi merek kebanggaan pemerintah dan rakyat Indonesia. (ARMAN R)

Sumber : liputanindonesianews.com

Scroll to Top
Kirim Pesan
Terima kasih telah mendukung produk dalam negeri, silahkan chat kembali untuk info lebih lanjut